Politeknik Penerbangan Palembang

Revolusi Konektivitas: Menelusuri Sejarah Internet dari ARPANET hingga Media Sosial

Internet telah menjadi tulang punggung kehidupan modern, mengubah cara kita bekerja, belajar, berkomunikasi, dan bersosialisasi. Dari sekadar proyek militer dan riset, kini ia telah menjelma menjadi jaringan global raksasa yang menghubungkan miliaran orang. Perjalanan panjangnya adalah kisah tentang inovasi tak henti, kolaborasi global, dan visi futuristik yang terus berkembang. Artikel ini akan mengajak Anda menelusuri jejak digital dunia, dari awal mula ARPANET hingga dominasi media sosial yang kita kenal sekarang.

Akar Komunikasi Digital: ARPANET

Kisah internet dimulai pada masa Perang Dingin, di tengah kebutuhan Amerika Serikat akan sistem komunikasi yang tangguh dan terdesentralisasi. Pada tahun 1957, setelah Uni Soviet meluncurkan Sputnik, Departemen Pertahanan AS membentuk Advanced Research Projects Agency (ARPA) untuk mendorong riset ilmiah dan teknologi. Salah satu proyek paling ambisius ARPA adalah pengembangan jaringan komputer yang dapat bertahan dari serangan nuklir dan memungkinkan peneliti berbagi sumber daya komputasi secara efisien.

Pada tahun 1969, ARPANET (Advanced Research Projects Agency Network) resmi diluncurkan. Jaringan ini menghubungkan empat universitas di Amerika Serikat: University of California, Los Angeles (UCLA), Stanford Research Institute (SRI), University of California, Santa Barbara (UCSB), dan University of Utah. Pesan pertama dikirimkan pada 29 Oktober 1969, dari UCLA ke SRI, meskipun sistem tersebut sempat crash setelah dua huruf pertama (“LO”) dari kata “LOGIN” berhasil terkirim. Ini adalah langkah awal yang revolusioner dalam sejarah komunikasi digital.

TCP/IP dan Kelahiran Internet

Seiring berjalannya waktu, ARPANET semakin berkembang, menghubungkan lebih banyak institusi riset dan universitas. Namun, untuk benar-benar menjadi jaringan global, diperlukan protokol komunikasi standar yang memungkinkan berbagai jenis jaringan komputer untuk “berbicara” satu sama lain. Di sinilah peran penting Vinton Cerf dan Robert Kahn muncul. Pada tahun 1970-an, mereka mengembangkan Transmission Control Protocol (TCP) dan Internet Protocol (IP), yang kemudian dikenal sebagai TCP/IP.

TCP/IP menjadi fondasi internet modern. TCP bertanggung jawab untuk memecah data menjadi paket-paket kecil dan merakitnya kembali di tujuan, sementara IP bertanggung jawab untuk mengarahkan paket-paket tersebut melalui jaringan. Pada tanggal 1 Januari 1983, semua komputer di ARPANET beralih menggunakan TCP/IP, sebuah peristiwa yang sering disebut sebagai “Flag Day” dan secara luas diakui sebagai kelahiran internet seperti yang kita kenal sekarang. Jaringan-jaringan lain mulai mengadopsi TCP/IP, menciptakan “inter-network” atau internet.

Era World Wide Web: Sir Tim Berners-Lee

Meskipun internet sudah ada, penggunaannya masih terbatas pada kalangan akademisi dan militer. Untuk membuatnya dapat diakses oleh khalayak yang lebih luas, diperlukan antarmuka yang lebih intuitif. Terobosan ini datang dari seorang ilmuwan Inggris bernama Sir Tim Berners-Lee di CERN (European Organization for Nuclear Research) pada akhir 1980-an.

Pada tahun 1989, Berners-Lee mengajukan proposal untuk sistem manajemen informasi terdistribusi. Ini kemudian berkembang menjadi World Wide Web (WWW atau “Web”), yang secara efektif “melapis” internet dengan sistem dokumen yang saling terhubung melalui hyperlink. Ia menciptakan tiga teknologi fundamental: HTML (HyperText Markup Language) untuk membuat halaman web, HTTP (HyperText Transfer Protocol) untuk mentransfernya, dan URL (Uniform Resource Locator) untuk mengidentifikasi lokasinya. Pada tahun 1991, Web pertama kali diumumkan kepada publik. Munculnya browser grafis seperti Mosaic pada tahun 1993, dan kemudian Netscape Navigator, membuat Web semakin mudah digunakan dan memicu ledakan popularitas internet di kalangan masyarakat umum.

Dot-Com Bubble dan Ekspansi Global

Tahun 1990-an menyaksikan pertumbuhan internet yang fenomenal. Perusahaan-perusahaan berbasis internet bermunculan dengan cepat, menarik investasi besar-besaran, menciptakan fenomena yang dikenal sebagai “Dot-Com Bubble.” Investor berlomba-lomba menanamkan modal pada startup internet, berharap untuk menjadi “yang berikutnya” seperti Amazon atau eBay. Namun, banyak dari perusahaan ini memiliki model bisnis yang tidak berkelanjutan, dan pada awal tahun 2000-an, gelembung ini pecah, menyebabkan kerugian finansial besar dan kebangkrutan banyak perusahaan.

Meskipun demikian, kehancuran Dot-Com Bubble tidak menghentikan perkembangan internet. Sebaliknya, ia menyaring perusahaan yang kuat dan mendorong inovasi yang lebih berfokus pada nilai riil. Infrastruktur internet terus dibangun dan diperluas secara global, menjangkau semakin banyak negara dan masyarakat.

Munculnya Media Sosial dan Web 2.0

Awal milenium baru menandai era Web 2.0, sebuah fase di mana internet bertransformasi dari platform pasif menjadi platform interaktif yang didorong oleh konten yang dibuat pengguna. Ini adalah era munculnya media sosial.

Situs-situs seperti Friendster (2002), MySpace (2003), dan yang paling fenomenal, Facebook (2004), mulai mengubah cara orang berinteraksi daring. Media sosial memungkinkan pengguna untuk membuat profil, berbagi foto dan video, berinteraksi dengan teman, dan bergabung dengan komunitas daring. Revolusi smartphone pada akhir 2000-an semakin mempercepat adopsi media sosial, menjadikannya bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Kini, platform seperti Twitter (X), Instagram, WhatsApp, TikTok, dan banyak lainnya telah menjadi alat komunikasi, informasi, dan hiburan utama bagi miliaran orang di seluruh dunia.

Dampak dan Tantangan Modern

Dari laboratorium riset hingga genggaman miliaran orang, internet telah melewati perjalanan yang luar biasa. Dampaknya terhadap masyarakat modern tidak terukur: merevolusi perdagangan (e-commerce), pendidikan (e-learning), hiburan (streaming), politik, dan setiap aspek kehidupan lainnya. Namun, dengan kekuatan besar datang pula tanggung jawab besar. Internet modern juga membawa tantangan signifikan, termasuk masalah privasi data, penyebaran misinformasi, keamanan siber, dan dampak pada kesehatan mental.

Kesimpulan

Sejarah internet adalah narasi tentang visi, ketekunan, dan evolusi yang konstan. Dimulai dari kebutuhan militer dan akademis, ia tumbuh menjadi kekuatan transformatif yang membentuk dunia kita. Dari paket data pertama di ARPANET hingga miliaran unggahan dan interaksi di media sosial setiap hari, internet terus berinovasi dan beradaptasi. Masa depannya tetap dinamis, dengan potensi yang tak terbatas dan tantangan yang perlu diatasi, namun satu hal yang pasti: internet akan terus menjadi pendorong utama kemajuan manusia.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top
x  Powerful Protection for WordPress, from Shield Security
This Site Is Protected By
Shield Security